Teman-teman Sekolah yang Berkesan sejak SD hingga Kuliah - SD 8, SMP 3, SMA 2 Prabumulih Sumsel & Universitas Sriwijaya (1988-2005)

Mengenang Teman Sekolah di masa Kecil

Yabdhi.com
Mengenang Teman-teman Sekolah yang Baik – Salah satu hal yang penting dalam perjalanan kehidupan kita adalah teman-teman baik yang telah menorehkan kenangan indah dan mengesankan. Oleh karena itu, aku ingin mengenang pertemanan dengan mereka di masa saling peduli dan belum memiliki kehidupan masing-masing yang penuh tanggung jawab.

Aku adalah orang yang introvert, sehingga teman-teman sekolah yang aku merasa dekat tergolong sedikit. Sehingga Aku lebih suka berteman dekat secara personal dan tidak suka menjadi pusat perhatian.

Aku mengenal banyak karakter baik di lingkungan pertemananku, baik dari masa sekolah hingga masa kerja sekarang. Sehingga aku terkadang tidak percaya ada karakter antagonis dalam kehidupan nyata. Karena semua orang yang dekat denganku atau bahkan yang tidak terlalu dekat, tidak kukenali memiliki perangai dan niat jahat seperti di sinetron atau film layar lebar.

Benakku menyakini, jika kita memandang oran lain bersifat atau berniat buruk, itu hanyalah prasangka. Karena pada dasarnya dia memandang apa yang dia lakukan adalah kebaikan, minimal bagi dirinya sendiri.

Teman-teman Pra-Sekolah

Beberapa teman bermain di masa sebelum sekolah pada umumnya juga menjadi teman saat sekolah di SD. Tapi suasana pra-sekolah berbeda dari pergaulan di sekolah.

Medison (Medet) – Dia adalah sepupuku, anak paman dari ayahku. Aku tidak tahu kapan pertama kali mengenalnya, karena kami telah berteman sejak bayi. Di masa kecil, kami sering bermain dalam kelompok dan dia menjadi pembelaku yang hebat. Karena tubuhnya gemuk dan mentalnya kuat menyalak. Orang tuanya tergolong berduit karena ibunya adalah seorang pedagang. Sehingga dia sangat royal memberi makanan dan meminjamkan mainan padaku. Hingga kini kami tetap dekat karena dalam satu keluarga besar. Medet kini menjadi salah seorang pejabat di Dinas Pertanian, Kabupaten Muara Enim, Sumsel.

Andi’ – Dalam pohon keluarga, aku semestinya memanggilnya kakek, karena dia merupakan sepupu nenek saya dari ayah. Namun dia seumuran denganku. Jika Medet adalah pelindungku, maka Andi’ adalah teman yang kulindungi. Dia begitu lugu dan menuruti apapun yang kuperintahkan padanya. Dia adalah pengikut yang setia. Namun di usia dewasanya, dia meninggal di usia muda karena sakit, setelah menikah dan memiliki seorang anak, mungkin diusia sekitar 30 tahunan.

Teman-teman SD

Anca – Dia adalah kakak kandung dari Andi’ yang lebih tua 2 tahun dari kami. Dia kurang pintar dalam hal belajar, sehingga sering tidak naik kelas. Pada kelas 3 SD, dia menjadi teman semeja denganku. Anca berperilaku seperti seorang kakak yang penyayang padaku. Apapun mainan yang dia buat, dia membuatkan juga untukku. Jika dia ingin memancing ikan, dia buatkan satu pancingan untukku, agar aku juga bisa memancing. Tangannya begitu terampil membuat mainan semisal gasing dari kayu dan mobil-mobilan. Dia menjadi pelindungku di kelas 3 SD. Aku seperti memiliki seorang kakak laki-laki, dimana di rumah semua saudaraku perempuan. Setiap pulang sekolah, dia mengajakku bermain. Anca tidak menyelesaikan sekolahnya karena dia terlalu sering tidak naik kelas.

Sepriadi (Asep) – Kami berteman akrab di kelas 4 hingga kelas 6 SD. Dia adalah orang yang sangat periang, penuh semangat dan sangat ekspresif. Di rumahku tidak ada TV, sehingga aku tidak bisa menonton film-film superhero anak-anak. Tapi berteman dengan Asep membuatku seolah menonton film-film itu tiap hari, karena dia selalu menceritakan ulang detail film itu di sekolah dengan gaya yang ekspresif mempraktekkan seluruh gerakan sang pahlawan super semisal Satria Baja Hitam dan Ultra Seven. Asep adalah teman yang sangat baik, terkadang dia membagi makanan jajannya padaku, karena aku sangat jarang jajan di sekolah. Kami sekolah di SMP yang sama, sayangnya aku tidak pernah sekelas lagi dengannya di SMP. Aku tidak mengetahui kehidupannya setelah kami tamat SMP, dia bagai menghilang ditelan bumi.

Teman-teman SMP

Robianto (Bob) – Bob adalah teman sebangku di kelas 2 SMP. Dia adalah orang yang lugu, sama seperti aku. Kami lebih sering ngobrol secara dekat seolah dari hati ke hati. Mungkin karena merasa senasib bertubuh kecil dan berpenampilan udik dan lusuh. Aku tak banyak mengingat momen dengannya, tapi sosoknya begitu berkesan sebagai teman yang humble, baik hati dan tulus. Aku tidak begitu mengetahui kabarnya kini, yang kutahu dia sering bertemu Ayahku di pengajian di Pesantren Iman Al-Albani, Prabumulih.

Adi Susanto – Berteman di kelas 2 dan kelas 3 SMP, Adi adalah sohib yang sangat baik, humble dan suka menolong. Kos-kosannya menjadi tempat persinggahanku setiap pulang sekolah. Sama seperti Bob, dia adalah orang yang enak diajak ngobrol dari hati ke hati. Pikirannya dipenuhi prasangka baik pada semua hal. Kepribadian yang shalih dan lembut. Aku lama tak mendengar kabarnya setelah tamat SMP, tapi ternyata dia telah meninggal karena kecelakaan kerja di pabrik tempatnya bekerja. Jika tidak salah sekitar tahun 2014. Berita kematiannya dimuat di berbagai Kanal berita. ini salah satunya: Berita Kematian Adi Susanto.

Aji Rakhmat – Jika teman-temanku yang lain banyak yang introvert dan pemalu, maka Aji adalah teman yang perlente, tampilannya klimis rapi bak seorang playboy yang suka memikat wanita. Tapi dia adalah teman yang baik dan ramah. Dia tak terlupakan, karena aku dijadikannya mak-comblang untuk pendekatannya pada seorang gadis cantik. Aku bertugas mengirim suratnya ke gadis itu dan mengambil balasan surat itu dari sang gadis pujaannya. Aji kini menjadi TNI dan bertugas di Kota Palembang.

Afrita Arisanti – Tak banyak teman wanita yang berkesan padaku di masa SMP, tapi Afrita adalah teman yang sering duduk di belakangku dari SMP hingga SMA. Dia berkesan karena sikap baiknya yang humble tapi terkadang blak-blakan. Dia adalah satu-satunya teman wanita yang aku mengerti secara dekat karakternya, karena seringnya berinteraksi. Kedekatan kami sebagai sahabat berlanjut hingga SMA, di masa kuliah hingga masa mencari kerja di Jakarta. Aku telah menulis kisah khusus tentang persahabatanku dengan Afrita.

Teman-teman SMA

Yelyadi – Teman semeja di kelas 1 SMA ini sangat berkesan karena orangnya lucu, ceplas-ceplos dan terkadang nekat. Dia adalah teman senasib kena bullying di kelas 1 SMA, karena sama-sama bertubuh kecil dan ringkih. Beberapa teman bertubuh besar sering menakut-nakuti kami dan bahkan tidak segan memaksa meminta uang kami. Jika menolak, mereka akan memaksa merogoh kantong celana kami. Yely kesal dengan perlakuan bullying itu, dia pernah mengajakku untuk membawa pisau ke sekolah untuk mencabik-cabik tubuh 2 orang teman yang suka membuli itu. “Kite tujah perutnye, biar tau rase die“, ujarnya. Aku berusaha mengingatkannya, agar jangan nekat melakukan hal itu, karena akan mengancam masa depan kami berdua. Jika dia tetap nekat, maka aku tidak akan ikut. Setahuku, Yelyadi kini bekerja di perusahaan kontraktor pengeboran minyak, di Prabumulih.

Aromadin (Madin) – Sosok yang easy going dan cuek ini adalah teman baik yang tulus dan memiliki hati yang lembut pada orang lemah. Itu terbukti setelah dewasa, dia banyak mengikuti kegiatan sosial membantu orang miskin. Teman semeja di kelas 2 SMA ini mengaku sebagai orang yang nakal padaku, tapi dia mengatakan bahwa berteman denganku membuatnya ingin jadi orang baik yang rajin sholat. Madin adalah orang yang cerdas, tapi menurutnya dia malas belajar saja, jika dia rajin maka dia akan mengalahkanku dalam peringkat ranking kelas. Dia adalah sosok yang kocak dan selalu mengajakku tertawa berkat guyonannya.

Afrita Arisanti (Ita) – Kami kembali duduk berdekatan di kelas 2 SMA. Afrita adalah teman yang sering diganggu Aromadin yang duduk di sebelahku, dan aku adalah pembelanya dari kejahilan Madin. Di kelas 2 SMA, Afrita sering menawarkan makanan yang dia beli padaku, namun aku menolak karena tidak ingin membiasakan diberi. Ita adalah partner yang cerdas dalam belajar. Buku catatannya yang rapi sangat berguna bagiku, karena mataku yang rabun membuatku tidak dapat melihat apa yang ditulis guru di papan tulis. Ita yang blak-blakan tidak segan untuk memarahi kami jika dia merasa kesal. Aku sampai melabelinya cewek bawel. Sifatnya yang ceplas-ceplos membuatnya tidak pernah terlihat menutup-nutupi pendapatnya tentang aku, dia adalah sahabat yang jujur dan pemberi nasihat yang baik. Karena interaksi yang lama, sejak SMP hingga menjelang aku melepas masa lajang, wajarnya salah satu diantara kami mengalami apa yang disebut “Tresno jalaran suku kulino“, tapi itu tidak terjadi karena sejak kelas 2 SMP hingga bekerja di Jakarta hatiku tertambat pada sosok cinta pertama. Afrita adalah salah seorang teman SMP dan SMA-ku yang mengerti kerumitan hubungan asmaraku dengan cinta pertama itu. Afrita kini bekerja menjadi seorang Apoteker di kota Prabumulih. Sejak menikah, aku tak lagi berinteraksi dengannya, karena sudah ada batasan lawan jenis yang tidak boleh dilanggar, walau tidak ada tendensi apapun.

Winny Sri Widyaningrum – Gadis berhidung mancung yang sangat ramah, pandai bergaul dan cerdas. Winny berkesan karena dia adalah sekretaris kelas yang baik. Dia mengetahui mataku rabun, sehingga dia bersabar dengan protesku jika dia hendak mengapus tulisan di papan tulis, kmengingat aku yang lambat mencatat. Dia adalah teman yang aku tetap menjalin komunikasi dengannya hingga masa lulus SMA dan masa bekerja. Winny adalah sosok menyenangkan yang tidak memilih-milih dengan siapa dia berteman, dia tidak punya genk elit seperti kebanyakan cewek-cewek berparas cantik. Dia begitu humble dan bisa tertawa lepas dengan siapa saja. Winny mendapat ranking kelas ke-3 di caturwulan 1 dan 2 kelas 2, tapi aku berhasil merebut ranking 3 darinya di caturwulan-3, karena aku telah memakai kacamata sejak pertengahan caturwulan-2. Winny sempat bekerja menjadi karyawan swasta di Lampung, kemudian menjadi ibu rumah tangga setelah menikah.

Mediansyah – Teman bertubuh gempal dan lebar ini sangat baik padaku. Dia adalah anak dari seorang guru SMP-ku. Kebaikannya yang kukenang adalah bahwa dia selalu mengajakku menumpang motornya saat pulang sekolah, sehingga aku bisa menghemat ongkos sekolah. Medi orang yang ceplas-ceplos dan cendrung serius. Kebaikannya tulus dan suka bergaul dengan siapapun. Mediansyah kini menjadi karyawan Pertamina yang bertugas di kota Dumai, Riau.

Afriyandi Ananta (Andi) – Teman di kelas 3 SMA ini bercita-cita menjadi jendral TNI. Gaya jalannya tegap berwibawa, sangat supel, ramah dan berpenampilan selalu rapi. Jika Medi adalah teman yang sering mengantarku pulang dikelas 2, maka Andi adalah yang sering mengajakku menumpang motornya di kelas 3. Dia adalah orang yang pandai bergaul, berada di dekatnya membuat orang introvert merasa nyaman, tapi dia juga bisa bersikap seperti seorang ekstrovert yang menjadi pusat perhatian. Dia adalah teman yang paling menyenangkan di kelas 3 SMA. Sepengetahuanku, Andi kini bekerja di Rumah Sakit Pertamina, menjadi seorang analis Laboratorium.

Oktario – Aku telah mengenal Okta sejak SMP, dia kuketahui sebagai siswa yang sering ranking 3 besar di SMP. Lelaki tampan berkulit putih ini punya modal kegantengan level artis untuk memikat kaum wanita. Wajahnya model cover majalah yang menawan, berkulit putih mulus dan style rambut yang mempesona. Kita bisa membayangkan sosok artis Korea di masa kini. Ketampanan itu bertambah megah dengan motor Vespa berwarna birunya. Tapi dengan segala kegantengan itu, dia tetaplah jomblo sejati. Pertemananku dengannya hingga aku dekat dengan orang tuanya, karena sering mengunjungi rumahnya. Pertemanan itu berlanjut di masa kuliah, karena aku menumpang di rumahnya di Indralaya pada tahun pertama kuliah, sehingga aku juga dekat dengan semua saudaranya. Oktario kini menjadi seorang ASN guru Fisika di salah satu SMA di Kabupaten OKI, Sumsel.

Dodi Parlin – Teman satu desa ini adalah orang yang senantiasa mengajak tertawa dan berguyon. Kami selalu berangkat ke sekolah bersama, hingga memiliki sopir angkot langganan khusus. Sopir yand disebut “Mang Kidi” itu terkenal tidak suka mengajak siswa lelaki di angkotnya dan terkenal sering marah-marah, namun berkat kepiawaian Dodi dalam berteman dengannya, sopir itu menjadi sangat baik pada kami. Sehingga kami selalu mendapat tempat duduk spesial diangkot itu, dan sering semobil dengan para bidadari sekolah karena mang kidi memprioritaskan siswa wanita, hingga aku jadi sering seangkot dengan gadis pujaanku. Hingga kini, Dodi adalah teman yang paling sering mengajak teman-teman SMA mengunjungi rumahnya di kesempatan momen lebaran atau lainnya. Sosok ekstrovert yang menyenangkan yang bahkan bisa bergaul akrab dengan guru. Dodi kini menjadi Polisi yang bertugas di Kota Prabumulih.

Mujahiddin (Menex) – Lelaki keturunan Arab yang setampan sultan. Dia begitu percaya diri dengan kegantengannya. Tapi dia adalah sosok pacar yang setia pada kekasihnya. Rumah Menex berada di pusat keramaian Kota Prabumulih, sehingga sering menjadi base camp teman-teman berkumpul. Aku bahkan sering mengunjungi rumahnya, mengganggu waktu tidur siangnya, saat aku akan kursus Bahasa Inggris yang lokasinya di dekat rumahnya. Penyuka barang antik ini juga sangat supel dan sosok yang menyenangkan. Semua hal menjadi lucu jika ada dia dalam percakapan, seakan wajahnya terus tersenyum sepanjang hari layaknya Joker. Kini Menex bekerja di perusahaan supplier gas alam, walau kuliahnya di Jurusan Kelautan, fakultas MIPA UNSRI.

Misliardi – Sosok yang kocak dan pandai menggambar ini punya level percaya diri yang luar biasa. Perilakunya hampir mirip dengan Menex, kemana-mana membawa vibe keceriaan dan riang gembira. Aku suka pada gambar-gambar yang dia buat dengan rapi, dia punya keterampilan tangan seorang seniman. Aku tidak mengetahui apa pekerjaannya saat artikel ini kutulis.

Fauzan Akmal – Siswa yang bertubuh tinggi besar tapi kocak, cerdas dan tidak memamfaatkan tubuh besarnya untuk membully orang-orang yang kecil seperti kami. Aku mengingat Fauzan sebagai siswa yang cukup unik di kelas 2 SMA, karena celetukannya sering terdengar nyaring, dan ketawa terbahak-bahaknya membuat suasana kelas jadi ceria. Dengan tubuhnya yang semi raksasa, di kelas 3, dia duduk di depanku, hingga aku nyaris tenggelam. Fauzan adalah siswa yang cerdas dalam pelajaran eksakta sehingga kami sering membahas soal matematika. Fauzan berhasil masuk STPDN setelah lulus SMA, kemudian menjadi Lurah di beberapa kelurahan di Prabumulih, menjadi Camat, dan lain sebagainya. Kini Fauzan telah menjadi salah seorang pejabat tinggi di Kota Prabumulih, terakhir yang kudengar dia menjabat Kepala Dinas, tapi aku tidak tahu di Kedinasan apa.

Aji Widodo – Pemuda tampan yang supel dan super gaul ini adalah juara umum seangkatan kami, dari caturluwan-I kelas 1, hingga caturwulan-III kelas 3, dia tak terkalahkan. aku sempat bermimpi ingin mengalahkannya di kelas 3, tapi kukira aku mungkin butuh 10 caturwulan baru bisa mengalahkannya, itupun jika dia tidak berkembang lebih pintar. Sosok jenius yang low profile, tidak pernah terlihat rajin belajar tapi semua soal seolah mudah baginya. Jika di Sinetron anak sekolah, maka dia layak jadi peran utama yang sangat perfect. Tampan, keren, gaul, supel, disukai semua teman dan guru, religius, rendah hati, tidak genit pada wanita, easy going, kocak, menyenangkan dengan siapa pun dia bercengkrama. bla.. bla.. bla.. tak cukuk kata untuk menggambarkan kesempurnaan Aji “The Genius” Widodo. Dia bercita-cita jadi pilot, tapi akhirnya sekolah di Akademi Teknik Penerbangan yang mencetak engineer pesawat. Setahu saya, Aji pernah bekerja menjadi teknisi Helikopter, kemudian menjadi engineer di Garuda Indonesia, aku tidak mengetahui apa karirnya saat artikel ini kutulis. Dia adalah orang yang hebat secara personalitas dan memiliki viskositas otak yang sangat kecil, alias encer sekali.

Teman-teman Masa Kuliah

Teman di masa kuliah ada terlalu banyak, karena cyrcle pergaulan yang lebih luas, tidak hanya teman sekelas di jurusan, tapi juga teman-teman di organisasi kampus. Beberapa teman yang paling berkesan di masa kuliahku antara lain:

Dwi Rohmadi – Sejak hari pertama masuk kampus, kami langsung disebut saudara kembar oleh kakak-kakak tingkat. Sejak itu, kami kemana-mana sering berdua seperti orang yang senasib sepenanggunang. Hanya setelah di paruh akhir masa kuliah kami tidak bareng lagi, karena mata kuliah yang diambil sudah tidak sinkron lagi. Dwi adalah guru ngaji bagiku sekaligus guru komputer. Karena aku tak pandai membaca AlQur’an dan sama sekali tidak mengenal komputer di masa SMA. Kosannya adalah tempat aku sering bergadang mengerjakan tugas kuliah. Meski dibilang secara fisik kami mirip, tapi karakternya berbeda denganku, dia adalah sosok ekstrovert yang suka tertawa terbahak-bahak dan membuat lelucon. Semua hal terasa seru bersama Dwi, itulah mengapa dia sangat disukai semua teman-teman di jurusan. Dwi adalah sosok orang yang shalih, energic dan penuh keriangan. Kini dia bekerja di perusahaan BUMN, pabrik gula RNI di Cirebon.

Ronanta Tarigan – Bang Ronan adalah sosok religius, sahabat yang lembut dan sangat penyabar. Dia tak pernah marah, bahkan walau dizalimi sekalipun. Sukunya yang Karo kupikir akan kasar seperti kebanyakan orang Batak, tapi ternyata Karo tidak sama dengan Batak, dan memang kabarnya karakter kebanyakan orang Karo itu lembut dan penyabar. Karakternya yang mengayomi dan suka menolong menurutku luar biasa, hingga pada level ihsan (mendahulukan orang lain). Aku begitu nyaman dengannya, hingga saat bekerja di Jakarta, aku masih sering bertemu dengannya. Ronanta yang kuliah di jurusan Teknik Pertambangan itu, kini bekerja di PT Timah, dan tinggal di pulau Bangka.

Ben Heri – Senior di organisasi rohis ini adalah sosok ustadz, kakak yang baik hati, dan pengusaha tulen. Dia begitu berkesan, ada banyak perilaku mulianya yang berbekas dalam di hatiku. Dia sangat berwibawa, tapi juga nyaman diajak bicara dan berkelakar guyonan. Aku menganggapnya seperti kakak kandung yang sangat baik, karena kami cukup lama serumah di kosan. Aku suka mendengar dia mengaji, karena nadanya yang indah dan makhroj huruf yang pas dan ringan. Kak Ben kini menjadi pengusaha di Kota Prabumulih, dan sejak menyelesaikan kuliah, dia memang lebih suka menjadi pengusaha ketimbang jadi pegawai orang lain.

Iwan Setiawan – Sosok senior Rohis lainnya yang pernah sekos dengan ku adalah Kak Iwan Setiawan. Dia adalah pentolan aktivis kampus yang pernah menjabat sebagai Gubernur BEM Fakultas MIPA, pejabat teras organisasi Rohis Universitas, NADWA dan lain sebagainya. Karakternya kukagumi luar biasa, menurutku Kak Iwan adalah orang terbaik dalam daftar Sahabat yang berkesan yang kutulis ini. Sosok yang sangat shalih, berwibawa, tapi sangat nyaman bercengkrama, dia bisa diajak bercanda hingga tertawa lepas, tapi tidak pernah melewati batas kesantunan sebagai orang yang shalih. Suaranya saat mengaji memiliki level kemerduan yang lebih baik dari Kak Ben. Jika dia membaca AlQuran, aku tidak ingin juga membaca, aku hanya ingin menikmati merdunya tilawah Kak Iwan. Dia tak perlu menasihati, cukup melihat wajahnya, aku merasa ingin jadi orang yang shalih juga. Sayangnya aku tidak lama sekos dengan Beliau. Kini Kak Iwan telah menjadi seorang Doctor dan dosen di Universitas Bengkulu.

Enggal Nurisman – Kak Enggal adalah juga orang Prabumulih. Dia sekos denganku cukup lama. Pentolan aktifis Rohis kampus ini juga seorang nasyider yang bersuara merdu saat tilawah. Kak Enggal adalah orang yang sangat pendiam dan tekun belajar. Tapi jika sudah di atas panggung, dia adalah seorang orator ulung, motivator yang hebat dan pujangga yang sangat puitis. Aku melihat sosok lelaki yang sempurna, fisiknya kuat dan perilakunya mempesona. Kak Enggal kini menjadi Dosen di Jurusan Teknik Kimia, UNSRI.

Demikian sekilas tentang teman dan sahabat yang aku merasa spesial selama masa sekolah dan kuliah. Ada banyak teman baik, namun beberapa teman dalam daftar di atas memiliki kesan yang tidak terlupakan, karena kebaikan mereka, atau karakter mereka yang rendah hati dan pandai bergaul.

Semoga semua teman-temanku sukses di dunia dan di akhirat, aamiin.

Type above and press Enter to search.