Warren Buffett: 5 Kebiasaan Buruk Keuangan yang Membuat Orang Tetap Miskin



Yabdhi.com5 Kebiasaan Buruk mengelola keuangan yang membuat orang tetap miskin walau terlihat kaya – Seorang investor paling terkenal di Dunia dan disebut sebagai investor paling sukses adalah Warren Buffett. Dia telah mengumpulkan uang triliunan hanya dari aktivitas berinvestasi di bursa saham.

Meskipun terkenal sebagai orang yang sangat kaya, bahkan pernah menduduki peringkat orang terkaya ketiga di dunia versi Forbes pada tahun 2015, Warren Buffett ternyata menjalani gaya hidup “frugal” atau lifestyle sederhana dan bersahaja.

Gaya hidup Warren Buffett inilah yang banyak disebut sebagai gaya hidup orang kaya sebenarnya, atau yang benar-benar sultan. Bukan orang yang terlihat kaya dengan outfit bagus, mobil mewah, gadget tercanggih tapi sebenarnya didapat dengan berhutang.

Buffett menjadi role-model dalam mengelola keuangan, sehingga dia banyak berbicara memberi nasihat mengenai pengelolaan keuangan pribadi. Dari banyak nasihatnya, yang menarik adalah 5 hal yang menurutnya membuat orang terperangkap dalam kemiskinan, walau terlihat kaya sekalipun.

Rekomendasi: Fahami Mindset yang benar tentang uang dengan membaca buku The Psychology of MoneyBeli E-Book The Psychology of Money di Shopee.

Jadi orang-orang yang suka flexing dan pamer kemewahan, belum tentu termasuk orang yang benar-benar kaya, jika ternyata mengalami atau memiliki 5 kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan pribadinya. Berikut poin-poinnya:


5 Kebiasaan Buruk Keuangan yang Bikin Miskin

Zero Balance – Tidak Berpikir untuk Menabung

Orang yang membelanjakan semua penghasilannya setiap bulan, adalah orang yang bangkrut sebesar apapun penghasilannya. Misalnya Mr.X berpenghasilan Rp 20 juta per bulan, tapi dia membelanjakan uangnya Rp 20 juta per bulan. Maka setiap bulan dia tidak mendapat penambahan aset/uang karena tidak pernah berpikir untuk menabung. Kondisi itu adalah Zero Balance, karena kekayaan Mr.X tidak bertambah.

Sebaliknya, misalnya Mr.Y hanya berpenghasilan Rp 5 juta/bulan, namun dia membelanjakan hanya Rp 4 juta per bulan. Mr.Y adalah orang yang lebih kaya dari Mr.X, karena balance kekayaannya positif Rp 1 juta/bulan, tidak zero.


Payment Trap – Terperangkap Cicilan

Celakanya di zaman sekarang, banyak orang yang berbelanja lebih besar dari penghasilannya. Mereka berani membelanjakan uang yang belum mereka miliki dengan perantara kartu kredit atau lising. Sehingga bukan hanya zero balance, tapi banyak yang mengalami minus balance. Hingga terperangkap hutang seumur hidupnya.

Perangkap hutang atau perangkap cicilan merupakan akibat dari kegagalan menghitung kemampuan finansial dan terlalu percaya diri bahwa ekonominya akan selalu baik-baik saja. Sehingga mereka berani dan merasa aman membeli barang yang sebenarnya tidak mampu mereka beli.

Perangkap Hutang Kartu Kredit
Perangkap Hutang Kartu Kredit

Kemudahan berbelanja atau memiliki barang mahal dengan sarana kartu kredit dan lising telah banyak membuat orang bekerja keras seumur hidupnya untuk membayar hutang.

Kondisi itu membuat bank atau perusahaan lising menjadi makin kaya. Sementara orang-orang yang terperangkap hutang menjadi sapi perah yang tak boleh berhenti membayar walau mereka kelelahan hingga usia tua.


Compounding – Mengumpulkan Barang yang Membebani Keuangan

Godaan untuk tampil kaya membuat banyak orang membeli barang mewah yang sebenarnya mereka tidak mampu membelinya. Barang-barang itu bukanlah aset yang menghasilkan uang, tapi sebaliknya adalah liability atau beban yang menyedot isi rekening dan dompetnya.

Banyak orang yang memaksakan diri bergaya hidup orang kaya dengan berhutang untuk membeli mobil mewah, motor, gadget dan lain sebagainya yang value-nya menurun. Padahal barang-barang itu menambah beban keuangan untuk biaya operasional, pajak dan tambahan gaya dengan aksesoris dan hiasan yang tak berkesudahan.

Mobil adalah Liability - Aset yang jadi beban jika tidak menghasilkan uang
Mobil adalah Liability – Aset yang jadi beban jika tidak menghasilkan uang


Flashy Lifestyle – Suka Pamer

Gaya hidup narsis atau suka pamer sudah menjadi budaya kebanyakan orang di dunia. Mereka memamerkan barang-barang pribadi seperti gadget, mobil mewah, rumah mewah, tas branded, arloji mahal, hanya agar terlihat kaya. Bukan karena ada tujuan yang menguntungkan keuangannya.

Gaya hidup flashy ini akan selalu menuntut biaya yang besar dan akan menyiksa pelakukan dengan keharusan mendapatkan uang untuk memenuhinya, walau harus berhutang.

Kultur hidup itu akan membuat orang selalu merasa kekurangan, karena belanjanya lebih dari kemampuannya dalam menghasilkan uang.

Sedangkan tuntutan gaya hidup sulit turun jika sudah sampai pada suatu level tertentu. Seorang yang sudah biasa menggunakan iphone terbaru, akan merasa sedih jika model terbaru telah rilis, sementara dia belum membelinya. Apalagi jika teman-temannya telah memamerkan iphone baru mereka. Maka itu seperti candu yang memberi kenikmatan semu.

Flashy Lifestype - Suka Pamer
Flashy Lifestype – Suka Pamer


Step a Head – Diperbudak Keinginan/Nafsu

Membeli tanpa berhitung. Ini adalah kultur belanja tanpa perhitungan, tergesa-gesa, dan terburu nafsu. Orang dengan kebiasaan ini biasanya tidak bisa menahan diri jika menginginkan sesuatu, mudah tergoda iklan, mudah merasa minder jika tidak memiliki barang yang sedang viral.

Kebiasaan mudah mengeluarkan uang untuk membeli barang-barang hanya karena keinginan, bukan berdasarkan kebutuhan membuat orang bangkrut tanpa sadar.

Maka sebaiknya jika menginginkan suatu barang, maka tunda membelinya untukmemikirkan lagi, apakah kita benar-benar memerlukan barang itu. Benarkah kita tidak bisa menjalani hidup, atau akan kesulitan menjalani hidup jika tidak memilikinya? Atau itu hanya keinginan sesaat demi terlihat kaya.


Tentang Warren Buffett

Warren Edward Buffett (lahir 30 Agustus 1930) adalah seorang investor, pengusaha, dan filantropis asal Amerika Serikat. Buffett adalah komisaris, direktur utama, dan sekaligus pemegang saham terbesar di Berkshire Hathaway. Dia adalah orang terkaya ketiga di dunia tahun 2015 versi Forbes. Tahun 2012, majalah Time memasukan Buffett sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia.

Buffett sering disebut “Wizard of Omaha” (Penyihir dari Omaha) atau “Oracle of Omaha” (Peramal dari Omaha), dan dikenal karena kesetiaannya pada metode investasi value investing, dan untuk gaya hidupnya yang frugal meskipun memiliki kekayaan yang begitu besar.

Warren Buffett membuktikan bahwa dengan kekayaan besarnya, dia hidup sederhana bukan berarti dia pelit. Buffet adalah salah seorang terkaya yang terkenal sangat dermawan. Dia adalah seorang filantropis yang bersumpah akan menyumbangkan 99% kekayaannya untuk keperluan-keperluan filantropi (kemanusiaan), mayoritas melalui Gates Foundation.


Komentar Pembaca

Artikel ini sebelumnya diterbitkan di platform Wordpress, namun saat dimigrasi ke Blogger, komentar pembaca tidak ikut termigrasi, sehingga saya mengcopy komentar-komentar tersebut agar menjadi bagian dari artikel ini. Berikut komentar para pembaca tersebut:

  1. Nice sharing. Beruntung dan bersyukur saya tidak mempunyai lima kebiasaan buruk itu meski tidak kaya, setidaknya juga nggak miskin dan kekurangan.


  2. yang paling susah emang menahan nafsu belanja, apalagi kalo lingkungan komunitas sosial kita kebanyakan suka pamer dan kurang berdiskusi ttg gaya hidup efektif dan sederhana.. selebihnya jgan pernah berutang apa pun jenisnya klo hanya untuk sebuah barang yang tidak awet dan mengalami penyusutan nilai.. kasian uang yg selama ini kita kumpulkan.. malah jd gk berkah kan..


  3. Naufal

    Dari kelima poin di atas sebenarnya berhubungan dengan pola pikir (mindset) yang mempengaruhi lifestyle. Namun saya merasa bahwa 5 poin di atas merupakan efek domino dari adanya media sosial. Medsos menjadikan individu ingin menjadi individu lain. Kemudian cepatnya mendapat informasi menjadikan “kebiasaan”, apa-apa ingin digapai dengan instan.


    • Musdalifah

      Kelima kebiasaan yg dibahas di atas benar-benar menampar sy, terutama yg pertama itu, godaan untuk tidak menabung selalu saja datang ketika abis gajian berasa pengen beli segalanya,pengen beli barang2 mahal padahal sbnrnya gak butuh2 amat, dan juga masih berusaha belajar menahan diri dari nafsu belanja. Dan sy juga baru saja menyelesaikan buku yg KK rekomendasikan ttg psychology of money, beh buku ini juga mantap banget. Akan mengarahkan mindset kita tentang uang. 5 kebiasaan yg diutarakan oleh Warren Buffett ini patutu kita pertimbangkan mengingat beliau kita sudah kenal sebagai orang yang berpengaruh dan tentunya kaya raya heheh



  4. Haduuuh, semuanya ini ada di saya. Pantesan saya gak kaya-kaya. Euleuh, banyak PR nih untuk mengubah otak agar bisa membuang sifat buruk ini


  5. Aku setuju dengan kelima poin diatas. Namun kenyataannya masih banyak yang mikir YOLO alias You Only Live Once, jadi suka semena-mena sama uang. Padahal kita bisa menabung untuk kebutuhan di masa depan, ga tergiur sama kredit/cicilan yang jumlahnya masih bisa dijangkau, dan menjadi diri kita sesuai kemampuan. Thanks ka sudah sharing!


    • Diperlukan pola pikir “menunda kesenangan untuk tujuan keuangan yang lebih besar dan kebutuhan yang lebih penting di masa depan”, untuk melawan godaan pola pikir YOLO. Jangan sampai bersenang-senang dan terlihat kaya hari ini, tapi bersusah payah dan sekarat di masa depan.. hehe.. minimal jangan sampai terjerat hutang, biar bernafas terasa lega setiap saat.


  6. Wah nomer 2 bener banget, saya terperangkap cicilan nih. hehehe. Semoga segera terbebas dari cicilan dan tancap gas untuk berinvestasi


  7. Bersyukur tidak memiliki lima kebiasaan buruk tersebut. Lagian jika dipikir-pikir, pamer itu memang buat bahagia sih, karena akan ada pengakuan orang atas kehebatan kita. Tapi ya gitu, bahagianya sebentar, pusingnya yang lama. Pusing mikir cicilan… utang… cicilan… utang. Semoga dijauhkan dari dua hal tersebut dan didekatkan dengan kekayaan dan rezeki.


  8. Kalau dengerin kalimat ” Hidup hanya sekali jadi nikmatilah”, wkwkwk bikin boros ya. Ingin kaya juga .


    • Boros kalau banyak duitnya mending kali yah. Nah kalau gak ada duit tapi boros, itulah yang bikin banyak orang terperangkap pinjol atau utang kridit bertahun-tahun, hingga akhirnya banyak yang lari tunggang-langgang dikejar preman dept-collector.. hihihiw..


  9. Kuncinya memang bergaya hidup sesuai dengan penghasilan saja. Tidak perlu memaksakan berutang jika memang tidak mendesak. kalaupun harus berutang, udah ada rencana untuk membayarnya kapan dan uang dari mana.


  10. Merasa cukup itu baik untuk kesehatan fisik dan mental.
    Kalau selalu merasa kekurangan, kita akan melakukan berbagai cara untuk mencari tambahan. Akibatnya fisik diforsir, dan mental selalu tertekan.


  11. Alfia D. Masyitoh

    Wah aku setuju. Warren Buffet ini memang panutan ya. Tulisan ini jadi reminder sendiri buatku, tidak perlu menuruti nafsu atau keinginan yang sifatnya nggak butuh. Sekarang alhamdulillah lagi berusaha lebih rajin menabung. Seneng-seneng boleh, asal terukur dan tahu diri. Tapi kebanyakan orang jaman sekarang berdalih self reward atau healing akhirnya malah lepas kendali.


  12. Setelah baca artikel ini saya menjadi tau kebiasaan buruk yang harus dihindari supaya finansial lebih stabil dan sejahtera.


  13. SHalikah

    Jadi teringat cerita tentang Warren Buffett yang pergi ke mana-mana dengan mobil tuanya. Berarti konsep tentang dirinya sudah positif sekali ya. Menggunakan harta secukupnya, apa yang ia perlukan. Tak perlu lagi memamerkan apa yang ia punya. Padahal sebagai salah satu orang terkaya di dunia, dia bisa melakukan apa saja.


  14. Warren Buffett ini emg panutanku dlm keuangan sih. Pemikirannya emg keren bgt dan memotivasi kita utk bs kaya.

    Penting bgt tuh ngelakuin smua pemikiran mbah Buffett ini. Ga usah pamer jd OKB padahal kismin krn smua barangnya hasil kredit.

    Tp kl bs nambah cuan dr hasil ngutang sih gpp ya. Utang produktif itu namanya. Hehe.


  15. membaca artikel tentang keuangan atau tips tips mengatur keuangan memang membuka mata dan pikiranku, jadi aku sendiri berusaha untuk nabung juga. Pelan pelan atau sedikit sedikit dulu, karena yang penting adalah konsistensi menabung

    Penggunaaan kartu kredit memang perlu dikontrol, kadang memang bisa bikin orang nggak berpikir ulang untuk menggunakannya


  16. Alhamdulillah, saya masih bisa kontrol nafsu terkait keuangan. Kebetulan juga, saya termasuk pemilik iPhone dan baru upgrade pas bulan April lalu dengan tujuan untuk bisa lebih diandalkan dalam produktivitas konten video, bukan sebagai ajang pamer. Itupun belinya cash, bukan kredit. Intinya, memang harus pintar kontrol nafsu gaya hidup dan harus mau menabung atau investasi.


  17. Langsung cek diri sendiri apakah masuk diantara ke5 poin tsb, Alhamdulillah ternyata tidak. Tapi dari ke-5 poin tersebut saya gagal fokus di Step a head, nahan nafsu buat nabung itu susah, apalagi kalau dia type orang yg mudah banget tergiur


  18. Mantap banget artikel ini
    Jadi reminder buat aku untuk lebih bijak lagi atur keuangan
    Btw, gaya hidup flexing bikin miskin ya kak


  19. Flashy lifestyle ini sih yang paling banyak keliatan. Mungkin bagi mereka itu udah keren banget kalo diliat orang, tapi padahal orang yang liat gak semuanya menganggap dia wah, pasti ada juga yang gak peduli dan malah keliatan banget mereka sengaja pamer.


    • Bener, dibuku The Psychology of Money karya Morgan Housel, hal ini dibahas sebagai paradoks. Karena “Tidak ada orang yang peduli dengan barang-barang mewah yang mereka pamerkan, kecuali mereka sendiri. Mereka menganggap penting mengirim sinyal kuat pada orang lain bahwa mereka kaya, penting, pintar dan punya selera tinggi. Padahal orang lain tidak peduli dengan pemilik barang mewah itu, orang-orang akan berpikir dan membayangkan rasa memiliki barng yang sama. Orangnya tidak penting untuk dikenal, diketahui apalagi dipuja-puji.”


  20. Aku udah hidup sederhana, tapi gak kaya-kaya. Emang kerjaannya biasa, bukan pengusaha ini. Yang jelas, hidup lebih santai karena gak mikir cicilan. Gak perlu pamer juga karena bakal bebanin diri sendiri


  21. Rezal

    Menurutku boleh sih mencicil membeli barang untuk menjaga aliran dana yang kita punya. Tapi ya itu mencicil bukan untuk adu gengsi. Prinsipku gapapa cicil barang asal uangnya sudah ada, jangan karena gak punya uang terus mikirnya harus nyicil.


    • Kalo uangnya udah ada, mending beli cash mas..hehe. nyicil malah rugi, harga barang 100jt misalnya, yang total dibayar jadi 150juta karena nyicil sekian taun. 50jt lumayan kalo jadi modal usaha, bisa jadi 1 M.. hehe..


  22. Fenni Bungsu

    Suka pamer memang jangan, bahaya! Nanti yang ada pas dilaporin buat bayar pajak, nah loh… Keblinger kan, hehe. Lebih baik memang kalem buat urusan keuangan ya


  23. Semogaaaa cicilan rumah cepet beres nih supaya bisa nabung dan investasi lebih banyak lagi.. 😀 Sama kadang memang suka beli barang karena pingin dan nafsu. Penting banget buat mengontrol itu..


  24. Cicilan itu yang mendasari ya nafsu.
    Dan menurutku ini uda ditahap paling ngeri siih..
    Kalau cicilan sama nafsunya uda barengan gini, dah laah. Kudu puasa banyak2


  25. Kebiasaan yang harus ditinggalkan ini ya kak karena mau nggak mau kita harus berhemat untuk mendapatkan kehidupan lebih baik


  26. Nur Asiyah

    Kayaknya hampir semua orang yang kukenal memiliki cicilan macam spaylater. Kebiasaan belanja yang ugal-ugalan tapi pemasukan minim bikin beban hidup tersendiri. Sampai sekarang mencoba buat mikir berkali-kali untuk beli sesuatu biar enggak sekadar impulsif.

Type above and press Enter to search.